Sejak tahun 2022, Amerika telah memiliki keunggulan yang kuat dalam kecerdasan buatan berkat model-model canggih dari perusahaan-perusahaan terkemuka seperti OpenAI, Google DeepMind, Anthropic, dan xAI. Namun, semakin banyak pakar yang khawatir bahwa AS mulai tertinggal dalam hal menciptakan model AI open-weight yang dapat diunduh, diadaptasi, dan dijalankan secara lokal.
Model terbuka dari perusahaan Tiongkok seperti Kimi, Z.ai, Alibaba, dan DeepSeek kini dengan cepat mendapatkan popularitas di kalangan peneliti dan insinyur di seluruh dunia, menjadikan AS sebagai negara yang tertinggal dalam bidang inovasi AI yang semakin penting. “AS memerlukan model terbuka untuk memperkuat keunggulannya di setiap tingkat tumpukan AI,” Nathan Lambert, pendiri Proyek ATOM (Model Benar-benar Terbuka Amerika).memberitahu WIRED.
Model tercanggih dari perusahaan AS hanya dapat diakses melalui antarmuka chatbot atau dengan mengirimkan kueri ke server perusahaan melalui antarmuka pemrograman aplikasi, atau API. OpenAI dan Google telah merilis model open-weight, namun kemampuan mereka jauh lebih rendah dibandingkan model Tiongkok, yang lebih cocok untuk dimodifikasi dan menawarkan lebih banyak dukungan pengembang. Para pembuat model di Tiongkok juga mendapatkan keuntungan dari model mereka yang bersifat open source, karena ide-ide terbaik dan penyesuaian dari peneliti luar dapat dimasukkan ke dalam rilis mendatang.
Lambert, yang juga peneliti di Allen Institute for AI (Ai2), sebuah organisasi nirlaba di Seattle, Washington, mendirikan proyek ATOM untuk menyoroti risiko yang terkait dengan keterbelakangan AS dalam hal open source. Negara ini membutuhkan model terbuka yang mutakhir, katanya, karena mengandalkan model asing dapat menjadi masalah jika model tersebut tiba-tiba dihentikan atau dijadikan sumber tertutup.
Model terbuka juga mendorong inovasi dan eksperimen antara startup dan peneliti, kata Lambert. Selain itu, perusahaan dengan informasi sensitif memerlukan model terbuka yang dapat dijalankan pada perangkat keras mereka sendiri. “Model terbuka adalah bagian mendasar dari penelitian, difusi, dan inovasi AI, dan AS harus berperan aktif sebagai pemimpin dibandingkan mengikuti kontributor lainnya,” kata Lambert.
Proyek ATOM, yang diluncurkan pada tanggal 4 Juli, menyajikan argumen yang menarik untuk lebih banyak keterbukaan dan menunjukkan bagaimana model open-weight Tiongkok telah melampaui model AS dalam beberapa tahun terakhir.
Ironisnya, gerakan AI open source dimulai oleh raksasa media sosial Amerika Serikat, Meta, ketika mereka merilis Llama, sebuah model open-weight frontier, pada bulan Juli 2023. Saat itu, Meta melihat Llama sebagai cara untuk memasuki persaingan AI. Dengan sangat cepat, model barunya menjadi populer di kalangan peneliti dan pengusaha.
Sejak itu, Meta dan perusahaan AI AS lainnya menjadi terpaku pada gagasan untuk mengembangkan AI pada tingkat manusia atau manusia super, idealnya sebelum pesaing mereka, sehingga mengakibatkan berkurangnya keterbukaan. Dalam beberapa bulan terakhir, Zuckerberg telah memulai kembali upaya AI Meta dengan serangkaian perekrutan mahal dan laboratorium “superintelligence” baru. Zuckerberg juga telah mengindikasikan bahwa Meta mungkin tidak lagi menjadikan model terbaiknya sebagai sumber terbuka.
Sebaliknya, industri teknologi Tiongkok telah mengarah ke keterbukaan yang lebih besar pada tahun ini. Pada bulan Januari 2025, DeepSeek, sebuah startup yang saat itu kurang dikenal, merilis model terbuka bernama DeepSeek-R1 yang mengguncang dunia karena kemampuannya yang canggih dan fakta bahwa model tersebut dilatih dengan biaya yang lebih murah dari model-model utama AS. Sejak itu, sejumlah perusahaan Tiongkok telah memperkenalkan model bobot terbuka bertenaga yang menampilkan inovasi tambahan.